Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, manusia sering kali terjebak dalam perlombaan tanpa akhir: mengejar harta, jabatan, popularitas, dan kesenangan duniawi. Namun, sesungguhnya semua yang ada di dunia ini hanyalah sementara. Segala yang kita miliki bisa hilang kapan saja—harta bisa lenyap, jabatan bisa tergantikan, tubuh pun suatu saat akan melemah dan kembali ke tanah.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Ketahuilah bahwa (yang disebut) kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan.”
(QS. Al-Hadid: 20)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa kehidupan dunia hanyalah tempat persinggahan, bukan tujuan akhir. Dunia ibarat bayangan—semakin kita kejar, semakin ia menjauh. Namun jika kita berjalan menuju akhirat, dunia akan mengikuti tanpa harus kita kejar.
Mengingat bahwa dunia ini fana, kita diajak untuk lebih bijak dalam mengelola waktu, harta, dan tenaga. Jangan sampai semua yang kita miliki digunakan hanya untuk kesenangan sesaat, tetapi gunakanlah sebagai bekal menuju kehidupan abadi di akhirat.
Bukan berarti kita harus meninggalkan dunia sepenuhnya. Islam tidak melarang umatnya untuk bekerja, meraih prestasi, atau menikmati nikmat duniawi. Namun semua itu harus diiringi dengan niat yang benar dan tidak melalaikan dari kewajiban sebagai hamba Allah.
Kesimpulan:
Dunia ini hanyalah tempat ujian dan ladang amal. Mari kita manfaatkan waktu singkat yang kita miliki untuk memperbanyak amal shalih, memperbaiki diri, dan menanam kebaikan yang kelak akan kita tuai di akhirat. Ingatlah, kehidupan dunia adalah sementara, tetapi akhirat itu kekal.